Teknologi

Seluk-beluk Peretasan: Inilah Anatomi Security serta 8 Serangan Siber

60
×

Seluk-beluk Peretasan: Inilah Anatomi Security serta 8 Serangan Siber

Share this article

Jakarta – Di era digital yang dimaksud semakin terhubung, keamanan siber atau cybersecurity sudah berubah jadi isu krusial yang dimaksud mempengaruhi individu, organisasi, dan juga bahkan negara. Seiring dengan meningkatnya ketergantungan kita pada teknologi lalu internet, ancaman serangan siber juga semakin canggih lalu beragam. 

Dilansir dari Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), cybersecurity adalah seni melindungi jaringan, perangkat, lalu data dari akses yang mana tidak ada sah atau tindakan kriminal lalu praktik melakukan konfirmasi kerahasiaan, integritas, lalu ketersediaan informasi di bumi siber.

CISA menjelaskan bahwa cybersecurity mencakup bervariasi elemen, termasuk: keamanan informasi, keamanan jaringan, keamanan aplikasi, keamanan operasional, kelangsungan industri kemudian pemulihan bencana, dan juga lembaga pendidikan bagi pengguna. 

Pentingnya Cybersecurity

Dalam planet yang tersebut semakin terdigitalisasi, cybersecurity bermetamorfosis menjadi semakin penting sebab beberapa alasan:

1. Pengembangan Ketergantungan Digital: Semakin sejumlah aspek hidup kita yang dimaksud bergantung pada teknologi digital, dari perbankan hingga layanan kesehatan.

2. Proliferasi Gadget Terhubung: Internet of Things (IoT) telah lama memperluas permukaan serangan potensial.

3. Kuantitas Data: Pengetahuan pribadi serta bidang usaha mempunyai nilai yang sangat besar bagi penjahat siber.

4. Ancaman Terhadap Infrastruktur Kritis: Serangan siber dapat berusaha mencapai sistem-sistem penting seperti jaringan listrik atau sistem transportasi.

5. Perang Siber: Cybersecurity telah berubah menjadi komponen penting di keamanan nasional.

Jenis-jenis Serangan Siber

CISA mengidentifikasi beberapa jenis serangan siber yang dimaksud umum:

1. Malware

Malware, singkatan dari “malicious software”, adalah istilah umum untuk virus, worm, trojan, kemudian acara berbahaya lainnya. Malware dapat mencuri data, menghapus file, atau mengambil alih sistem.

2. Phishing

Phishing adalah upaya untuk mendapatkan informasi sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, atau detail kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas terpercaya di komunikasi elektronik.

3. Man-in-the-Middle (MitM) Attack

Dalam serangan MitM, penyerang menyisipkan diri dalam antara dua pihak yang digunakan berkomunikasi, mencegat atau memodifikasi tak lama kemudian lintas di dalam antara keduanya.

4. Denial-of-Service (DoS) kemudian Distributed Denial-of-Service (DDoS)

Serangan DoS membanjiri sistem, server, atau jaringan dengan berikutnya lintas untuk menghabiskan sumber daya dan juga bandwidth. DDoS melakukan hal yang serupa tetapi menggunakan beberapa sistem yang tersebut terinfeksi.

5. SQL Injection

Serangan siber ini memasukkan kode berbahaya ke pada aplikasi mobile database untuk mengakses informasi yang dimaksud tidak ada seharusnya tersedia.

6. Zero-day Exploit

Serangan ini memanfaatkan kerentanan yang tersebut belum diketahui atau belum diperbaiki pada perangkat lunak atau perangkat keras.

7. Ransomware

Ransomware adalah jenis malware yang dimaksud mengenkripsi file pengguna juga mengajukan permohonan tebusan untuk dekripsi.

8. Social Engineering

Serangan ini memanipulasi pemukim untuk memberikan informasi rahasia atau melakukan tindakan yang dimaksud membahayakan keamanan.

Dampak Serangan Siber

Serangan siber dapat miliki dampak yang dimaksud luas serta serius:

1. Kerugian Finansial: Perusahaan dapat mengalami kerugian dengan segera dari pencurian dana atau biaya pemulihan sistem.

2. Kerusakan Reputasi: Kebocoran data dapat merobohkan kepercayaan pelanggan dan juga pemangku kepentingan.

3. Gangguan Operasional: Serangan dapat mengganggu operasi kegiatan bisnis atau layanan pemerintah.

4. Pencurian Kekayaan Intelektual: Serangan siber dapat mengakibatkan hilangnya rahasia dagang atau penelitian berharga.

5. Ancaman Terhadap Keselamatan Nasional: Serangan terhadap infrastruktur kritis dapat membahayakan keamanan nasional.

6. Efek Psikologis: Korban serangan siber dapat mengalami stres, kecemasan, atau trauma.

Strategi Cybersecurity

CISA menyarankan beberapa strategi kunci untuk meningkatkan cybersecurity:

  1. Implementasi Prinsip Defense in Depth: Pendekatan ini menggunakan beberapa lapisan keamanan untuk melindungi aset kemudian data.
  2. Pembaharuan dan juga Patching Rutin: Memastikan semua sistem serta perangkat lunak diperbarui dengan patch keamanan terbaru.
  3. Penggunaan Autentikasi Multi-Faktor: Menerapkan tambahan dari satu metode verifikasi identitas untuk akses ke sistem atau data sensitif.
  4. Enkripsi Data: Mengenkripsi data sensitif baik ketika disimpan maupun ketika ditransmisikan.
  5. Backup juga Pemulihan: Melakukan backup data secara teratur juga memiliki rencana pemulihan bencana.
  6. Pelatihan Kesadaran Keamanan: Mendidik karyawan kemudian pengguna tentang praktik keamanan siber yang digunakan baik.
  7. Pemantauan kemudian Deteksi Ancaman: Menggunakan alat kemudian proses untuk memantau aktivitas mencurigakan juga mendeteksi ancaman secara dini.
  8. Manajemen Akses: Menerapkan prinsip hak istimewa minimal kemudian manajemen akses yang mana ketat.
  9. Pengujian Security Reguler: Melakukan penilaian kerentanan lalu pengujian penetrasi secara teratur.
  10. Rencana Respons Insiden: Memiliki rencana yang digunakan jelas untuk merespons lalu memulihkan dari insiden keamanan.

Pilihan editor: Survei DGI 2024: 66 Persen Organisasi Sosial di dalam Asia Mendapat Serangan Siber

Artikel ini disadur dari Seluk-beluk Peretasan: Inilah Anatomi Keamanan dan 8 Serangan Siber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *