Jakarta – Deputi Pengembangunan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI), Ibnu Raziq, mengutarakan organisasinya sedang menggarap kurikulum bidang terkait pengembangan game yang bisa jadi diterapkan oleh perguruan membesar di dalam Indonesia. Rancangan kurikulum itu disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Nusantara (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan.
“Untuk standarisasi game developer ke Indonesia. Apa cuma yang wajib bisa jadi dikuasai serta dipelajari di dalamnya, untuk nanti ditranslasi ke kampus-kampus,” katanya, dilansir dari Antara, Sabtu, 29 Juni 2024.
Menurut Ibnu, pengembangan kurikulum baru itu relevan dengan sektor game di dalam di negeri yang mana semakin kompetitif. Terlebih, permintaan bursa untuk salah satu subsektor perekonomian kreatif ini juga semakin besar. Inisiatif AGI juga muncul dari penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pembangunan Industri Gim Nasional.
Dalam penyusunan kurikulum sektor terkait game, para anggota AGI bermitra dengan para akademisi dan juga pelaku industri. Pemerintah, di antaranya Kementerian Komunikasi dan juga Informatika (Kominfo), juga mengirimkan pasukan untuk membantu serangkaian tersebut. “Menuntun kami sampai selesai, kendati prosesnya panjang,” tutur Ibnu.
Kurikulum bidang game yang dimaksud ditargetkan rampung setidaknya satu atau dua tahun ke depan. Mewakili AGI, Ibnu berharap kurikulum ini membantu penyiapan talenta lokal agar cocok dengan keperluan sektor game.
Game merupakan salah satu subsektor sektor ekonomi kreatif masih mampu berprogres menjadi berjauhan lebih banyak besar. Pada 2020, lembaga riset IBISWorld mencatat pengeluaran komunitas global untuk game menembus US$ 205 miliar dalam masa pandemi Covid-19.
Nilai bursa game bertambah 12,9 persen secara global bermetamorfosis menjadi US$ 281,77 miliar pada 2023. Angkanya diprediksi untuk terus meningkat hingga US$ 665,77 miliar pada 2030.
Data Outlook Perjalanan dan juga Kondisi Keuangan Kreatif 2021/2022 terbitan Kementerian Peluang Usaha Pariwisata lalu Kondisi Keuangan Kreatif (Kemenparekraf) juga menunjukkan bahwa subsektor aplikasi mobile dan juga game menyumbang Layanan Domestik Bruto (PDB) sebesar Mata Uang Rupiah 31,25 triliun, pada 2021. Laju perkembangan subsektor ini merupakan yang digunakan tercepat kedua (berkisar 9,17 persen), setelahnya peningkatan subsektor TV lalu radio (9,48 persen).
Artikel ini disadur dari AGI Rancang Kurikulum Game untuk Perguruan Tinggi, Mumpung Permintaan Pasarnya Tinggi