Lifestyle

Upaya Melestarikan Sejarah Desa dalam Malang Lewat Buku

110
×

Upaya Melestarikan Sejarah Desa dalam Malang Lewat Buku

Share this article

Malang – Dinas Wisata lalu Kebudayaan Daerah Malang menggalakkan usaha melestarikan lalu menggali sejarah desa lewat mendongeng dan juga budaya tutur. Lantaran tak banyak desa yang mana mempunyai catatan sejarah yang mana didokumentasikan di bentuk buku.

“Baru empat kecamatan. Kecamatan Singosari, Tumpang, Pakis lalu Turen,” Kepala bidang Industri Kreatif, Dinas Peluang Usaha Pariwisata serta Kebudayaan, Anwar Supriyadi pada Ahad, 7 Juli 2024.

Anwar berharap sejarah setiap desa ditulis lalu dibukukan untuk diketahui khalayak. Jika tak didokumentasikan dan juga ditulis, dikhawatirkan sejarah desa akan hilang. Selain itu tulisan atau buku sejarah desa, katanya, bisa saja bermetamorfosis menjadi panduan menyebarkan sejarah untuk anak usia dini.

Apalagi anak-anak pada saat ini lebih lanjut mengetahui dan juga mengenal super hero. Namun merek tak mengenal local hero atau sejarah tempat setempat. Seperti tokoh Ken Dedes, Ken Arok, kemudian raja-raja Singasari seperti Anusapati, Wisnuwardana lalu Kertanegara.  

Detail sejarah seperti local hero itu dapat disampaikan melalui mendongeng. Memang usah menggali sejarah lokal bukan mudah. Sebab membutuhkan riset dan juga sumber yang otentik. Sejauh ini, Daerah Malang belum membukukan sejarah desa di 29 kecamatan lainnya.

Anwar menambahkan sejarah desa yang disebutkan juga bisa jadi dikemas untuk keperluan pariwisata. Apalagi, beberapa orang desa telah dilakukan berprogres berubah jadi desa wisata. Pemandu desa wisata bisa saja menceritakan sejarah desanya untuk wisatawan. Terutama untuk wisata minat khusus, seperti wisata sejarah, juga candi.  “Pemandu yang tersebut menguasai sejarah, akan menjadi daya tarik wisatawan,” ujarnya.

Wisata Gentong Mas, Malang. Maps.google

Penjelasan Anwar disampaikan di pelatihan volunteer Sanggar Dongeng Kepompong. Sebanyak 10 sukarelawan yang mana tersebar pada delapan kecamatan mengikuti pelatihan tersebut. Mereka berlatih memproduksi boneka kaus kaki kemudian mendongeng. Para kontestan praktik mendongeng dalam hadapan sekitar 50-an siswa Taman Kanak-kanak.

“Ternyata tidak ada ringan menyampaikan cerita untuk anak-anak TK,” kata Aprilia Nur Azizah. Padahal, Aprilia yang dimaksud juga Ketua Pimpinan Unit Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Malang merupakan manusia pendidik di dalam tingkat SMP. Butuh kepiawaian mengejutkan perhatian anak-anak. Apalagi bercerita pada tempo lebih lanjut dari 15 menit.

Pelatihan diselenggarakan ke Wisata Gentong Mas, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kota Malang. Wisata Gentong Mas menawarkan wisata alam merupakan sumber air, disertai kolam renang, outbond, kemudian area perkemahan, yang dimaksud dikelola Badan Usaha  Milik Desa atau BUMDes Sukolilo.

Ragam Kuliner Nikmat Asli Pusat Kota Malang

Artikel ini disadur dari Upaya Melestarikan Sejarah Desa di Malang Lewat Buku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *