Jakarta – Sjumandjaja merupakan salah satu penulis serta sutradara legendaris yang tersebut berperan penting di perkembangan perfilman Tanah Air pada paruh kedua abad ke-20.
Pada hari ini, tepatnya 19 Juli pada tahun 1985, bola perfilman Tanah Air kehilangan salah satu tokoh terbaiknya, Sjumandjaja, yang mana wafat pada usia 52 tahun. Ia dikenal akibat karya-karya film terbaiknya hingga akhir hayatnya.
Sosok Sjumandjaja
Sjumandjaja salah satu penulis kemudian sutradara film Tanah Air yang dimaksud terkenal di dalam masanya. Ia lahir pada 5 Agustus 1934, di Jakarta, dan juga menempuh sekolah tingkat menghadapi dalam sekolah menengah Taman Siswa. Pada 1959, ia melanjutkan sekolah besar pasca mendapat beasiswa pada All Union State Institute of Cinematography, Moskow, Rusia.
Sjumandjaja menamatkan studinya pada 1965, dengan predikat sangat memuaskan. Tugas akhirnya kala itu sebagai film pendek hitam putih berbahasa Rusia berjudul Bajangan. Film itu mengangkat cerita dari novel karya penulis Amerika, Erskin Caldwell. Sjumandjaja berhasil menjadi pendatang ketujuh juga pemukim non-rusia pertama yang lulus dengan predikat yang disebutkan sejak institusi terbentuk pada 1919.
Karier film
Sjumandjaja memulai karier filmnya dalam rumah produksi PT. Persari. Di rumah produksi itu, dua cerita pendek karangannya dinaikkan ke layar lebar. Kerontjong Kemayoran difilmkan dengan judul Saodah pada 1956 sementara Anakku Sajang difilmkan dengan judul yang serupa pada 1957.
Di film yang digunakan disebut terakhir, ia pun berubah menjadi asisten sutradara. Pada 1958, ia bekerja di departemen penulisan perusahaan yang dimaksud pada bawah pimpinan Asrul Sani.
Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Jakarta, Sjumandjaja telah terjadi menyebabkan sekitar 30 skenario, dua meraih kemenangan Piala Citra, Laila Majenun (FFI, 1976) lalu Si Doel Anak Modern (FFI, 1977). Pada 1985, ceritanya Kerikil-Kerikil Tajam mendapat Citra pada event FFI.
Pada 1971, Sjumandjaja memulai karier sutradaranya pada film Lewat Tengah Malam. Ia memunculkan dua Piala Citra, yakni Si Doel Anak Modern pada FFI 1977 serta Budak Nafsu pada FFI 1984.
Wafat
Sjumandjaja meninggal planet oleh sebab itu serangan jantung pada Jumat, 19 Juli 1985 di RSCM Jakarta. Dia kemudian dimakamkan pada Hari Sabtu 20 Juli 1985 ke Pekuburan Umum Kawi-Kawi Sentiong. Saat itu ia sedang menggarap film Opera Jakarta yang mana sudah ada hampir selesai.
Sebelum meninggal, Sjumandjaja mengikuti pengajian ke rumah Ike Supomo, namun ia jatuh serta tak sadarkan diri. Sebelum mengalami serangan jantung, Sjumandjaja mengeluh sakit namun tak dihiraukan akibat selama beberapa hari melakukan shooting sampai larut di malam hari tanpa istirahat.
KAKAK INDRA PURNAMA | RINDI ARISKA | MAJALAH SARINAH EDISI AGUSTUS 1985
Pilihan editor: Kabar Baru Prilly Latuconsina Memenangkan Aktris IKJ Awards 2024, Pengenalan Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis?
Artikel ini disadur dari Mengenang Sutradara Legendaris Sjumandjaja yang Wafat 39 Tahun Lalu