Jakarta – Danau Ubur-ubur di Pulau Kakaban, Kota Berau, Kalimantan Timur, ditutup sejak Desember 2023. Penutupan dilaksanakan untuk memulihkan destinasi wisata yang digunakan menjadi habitat bagi ubur-ubur tidak ada menyengat itu.
Menteri Peluang Usaha Pariwisata lalu Perekonomian Kreatif RI Sandiaga Uno, di kunjungannya ke Pulau Kakaban pekan ini, memaparkan bahwa di dalam wilayah yang disebutkan terdapat empat spesies ubur-ubur tiada menyengat. Ini adalah merupakan jenis ubur-ubur langka yang dimaksud kelestariannya menajdi prioritas.
“Di wilayah tersebut, terdapat empat spesies ubur-ubur tidak ada menyengat, namun menurut keterangan pengelola pada enam bulan terakhir hewan invertebrata yang disebutkan menghilang,” kata Sandiaga di penjelasan dalam Samarinda, Rabu, 3 Juli 2023, seperti dilansir dari Antara.
Sandiaga memperkirakan, hilangnya ubur-ubur pada danau yang disebutkan hampir bisa saja dipastikan akibat jumlah agregat minat wisatawan yang tinggi, juga pemanfaatan zat kimia bagi yang digunakan berenang dengan menggunakan skincare atau body lotion. “Glowing namun destroying,” kata Sandiaga.
Wisatawan Diminta Tidak Berenang
Menparekraf pun mengapresiasi langkah pemerintah tempat yang tersebut dengan sigap menghentikan sementara Pulau Kakaban bagi wisatawan sejak 28 Desember 2023 hingga ubur-ubur tak menyengat yang dimaksud merupakan ikon pariwisata Berau kembali seperti sediakala. Para ahli pun diundang untuk melakukan kajian melawan insiden yang tersebut terjadi.
“Jadi untuk wisatawan mohon kerja samanya. Yang datang ke Pulau Kakaban hanya dapat menikmati dan juga tidaklah terlibat berenang di dalam danau. Mari kita hormati serangkaian pemulihan alam ini. Karena masa depan pariwisata hijau untuk generasi selanjutnya,” ujar Sandiaga.
Peraturan Baru yang dimaksud Mungkin Diberlakukan
Setelah pulih, Danau Ubur-ubur ini akan kembali dibuka untuk umum. Namun, kemungkinan akan ada beberapa peraturan yang diberlakukan dalam antaranya pemberlakuan carrying capacity wisatawan tidak ada diperbolehkan berenang, juga melakukan hal lain yang digunakan mampu membahayakan lingkungan dalam destinasi tersebut. Tentunya hal ini juga masih dikaji lebih tinggi di oleh para pihak terkait.
“Pemerintah berjanji untuk mengembangkan pariwisata yang dimaksud berkualitas lalu berkelanjutan. Bukan cuma jumlah agregat kunjungan tapi juga kualitas dari pariwisatanya, dari segi melindungi biosfer pengelolaan alam dan juga kelestarian budaya, juga pembinaan masyarakat,” ujar Sandiaga.
Senada dengan Kepala Kabupaten Berau, Perwakilan Pokdarwis, Doni, berharap ke depan dampak yang dimaksud ditimbulkan dari upaya pemulihan ubur-ubur di dalam Pulau Kakaban memberikan hasil yang digunakan positif.
“Dan untuk wisatawan mohon pengertiannya, harap bersabar sedikit lagi, mari kita sama-sama melindungi kelestarian pariwisata Danau Ubur-ubur Kakaban,” kata Doni.
Artikel ini disadur dari Ubur-ubur Langka di Pulau Kakaban Masih Menghilang, Wisatawan Diminta Tidak Berenang