Jakarta – Sebagian besar wilayah Indonesi diprediksi mengalami musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024. Saat musim kemarau, warga diimbau mewaspadai demam berdarah dengue (DBD) dikarenakan walaupun curah hujan berkurang, nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue masih bisa saja tumbuh biak.
Praktisi keseimbangan dr. Fridolin Seto Pandu menjelaskan pasien DBD harus segera ditangani demi menghindari risiko kejang kemudian penyakit komplikasi. “Penyakit DBD harus segera ditangani akibat trombosit dapat terus turun,” katanya, Selasa, 25 Juni 2024.
Jika turunnya hingga pada bawah 100.00 per milimeter kubik dapat menyebabkan kebocoran plasma yang bisa jadi mengakibatkan sindrom syok dengue (DDS). Pada situasi ini, aliran darah yang tersebut seharusnya mengalir ke seluruh jaringan tubuh mengalami penurunan sehingga dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen (hipoksia). Kondisi ini berisiko menyebabkan tubuh kejang juga berujung pada komplikasi seperti kehancuran hati, jantung, otak, paru-paru, hingga kematian.
Segera bawa ke faskes
Seto mengutarakan apabila ada anggota keluarga yang mana demam kemudian bukan kunjung turun sebaiknya segera dibawa ke infrastruktur kesejahteraan untuk mendapatkan pemeriksaan sebab demam pada pasien mampu jadi lantaran telah terjangkit demam berdarah. Dia menjelaskan gigitan nyamuk memberikan sensasi gatal lalu tidaklah nyaman. Permasalahan nyamuk Aedes aegypti tidak sekadar gatal tetapi dapat mengakibatkan virus demam berdarah.
“Pascadigigit nyamuk biasanya pasien merasa demam tinggi,” kata Head of Department Underwriting Sequis itu.
Selain demam tinggi, gejala khas DBD lain yakni sakit kepala parah, nyeri otot serta sendi, dan juga ruam atau bintik merah pada kulit. Pada beberapa kasus, ada yang tersebut sampai mimisan kemudian terbentuk pendarahan pada gusi.
Kurangnya air mengalir selama musim kemarau dapat menciptakan berbagai genangan yang mana banyak luput dari perhatian warga. Kaleng, botol, juga bak bekas dapat berubah menjadi sarang ideal nyamuk Aedes aegypti untuk berprogres biak. Fakta tindakan hukum DBD, khususnya dalam DKI Jakarta, pada Juni 2024 sejumlah 622 atau lebih tinggi rendah dari April lalu Mei lalu.
Artikel ini disadur dari Dokter Ingatkan Penanganan Segera Pasien DBD untuk Cegah Komplikasi