Entertainment

Alasan dalam Balik Wacana Penutupan Sementara Taman Nasional Komodo pada 2025

74
×

Alasan dalam Balik Wacana Penutupan Sementara Taman Nasional Komodo pada 2025

Share this article

Jakarta – Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) pada Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), berencana melakukan penutupan sementara secara reguler pada 2025. Penutupan ini bertujuan mengempiskan tekanan di kawasan, menurunkan dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan, juga menghidupkan destinasi wisata di dalam luar kawasan TNK. 

Kepala Balai TNK Hendrikus Rani Siga mengatakan, rencana penutupan ini masih pada diskusi informal. 

“Masih pada diskusi informal, di konsep apabila ditutup sehari maka diharapkan wisatawan melakukan aktivitas wisata dalam luar kawasan dan juga meningkatkan lama tinggal wisatawan dalam Labuan Bajo,” katanya pada Labuan Bajo, Senin, 15 Juli 2024. 

Didahului Kajian Ilmiah

Rencana penutupan sementara kawasan TNK, lanjut dia, akan didahului kajian ilmiah terkait daya mendukung lalu daya tampung lingkungan sehingga tidak ada mengakibatkan dampak terhadap kawasan konservasi dan juga lapangan usaha pariwisata.

Hendrikus mengatakan, pada hari penutupan, paket wisata yang tersebut dijual ke turis tidak lagi ke kawasan TNK melainkan pada luarnya. Ia juga berharap agar destinasi wisata dalam luar kawasan TNK semakin dikelola dan juga ditata dengan baik sehingga menjadi tujuan wisatawan. 

Pusat Kajian Wisata Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tersebut didukung BPOLBF akan melakukan studi terkait daya membantu daya tampung di kawasan TNK. Studi ini diwujudkan demi keberlanjutan kawasan konservasi di sedang prospek meningkatnya kunjungan pariwisata ke Labuan Bajo. Pada 2023, TNK dikunjungi berjumlah 300.488 wisatawan, naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sejumlah 170.354 orang. 

“Kami juga harus mempersiapkan diri, salah satunya adalah kajian daya menyokong lagi untuk dapat total yang mana pas,” katanya. 

Aplikasi SiOra

Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) juga berada dalam menyiapkan perangkat lunak program bernama SiOra untuk memantau jumlah keseluruhan kunjungan ke taman nasional ini. Program ini dapat mempunyai layanan pemesanan tiket ke sebagian destinasi wisata di kawasan TNK lalu informasi destinasi. 

“Dengan demikian kita tahu jumlah total kunjungan ke berubah-ubah destinasi, sehingga dari jumlah keseluruhan itu akan ada baseline data, tak lama kemudian akan kami kembangkan lagi perangkat lunak untuk kontrol jikalau sampai jumlah agregat maksimum wisatawan maka segera ditutup,” katanya. 

Didukung pemerintahan Daerah

Dinas Peluang Usaha Pariwisata Sektor Bisnis Kreatif kemudian Kebudayaan (Disparekrafbud) Wilayah Manggarai Barat memperkuat wacana penutupan sementara TNK demi kepentingan konservasi lalu keberlanjutan. Kepala Disparekrafbud Manggarai Barat Stefan Jemsifori di dalam Labuan Bajo mengatakan, penutupan ini demi memproduksi taman nasional ini terjaga sehingga dapat berumur panjang.

Penutupan sementara itu juga dinilai akan berdampak positif pada penyebaran wisatawan ke destinasi di luar kawasan TNK. 

“Dampak positifnya buat pemerintah tempat wisatawan akan menyebar ke luar kawasan, sehingga balance destinasi wisata super prioritas mampu dirasakan juga oleh desa-desa wisata,” katanya.

Taman Nasional Komodo mempunyai luas 173.300 hektare meliputi wilayah daratan serta lautan dengan lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode lalu beberapa pulau kecil lain.

Artikel ini disadur dari Alasan di Balik Wacana Penutupan Sementara Taman Nasional Komodo pada 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *