Jakarta – Timnas Inggris lolos ke semifinal Euro 2024 pasca mengalahkan Turki lewat adu penalti, Sabtu, 6 Juli. Kepelatihan Gareth Southgate tampak sangat bersuka cita dan juga menari dengan para pemainnya di depan para pendukung tim.
Kegembiraan Southgate bisa jadi dimengerti. Keberhasilan ini diraih hanya saja sepekan pasca para penggemar yang digunakan marah melemparkan gelas bir lalu hinaan terhadap Gareth Southgate.
Pasukan Southgate mengalahkan Swiss 5-3 melalui adu penalti setelahnya waktu normal berakhir 1-1. Bukayo Saka mencetak gol penyeimbang yang brilian sewaktu ia memotong dari sayap kanan kemudian mengurangi tendangan kaki kiri melengkung dari jarak 20 meter yang dimaksud menghujam ke tiang jauh, setelah gol pembuka dari Breel Embolo.
Pertandingan ke-100 Southgate sebagai instruktur Inggris adalah yang mana terbaik bagi timnya. Sebelumnya pembimbing berusia 53 tahun ini terus dikritik dikarenakan dianggap gagal memberikan performa meyakinkan. Spekulasi tentang masa depannya pun terus mengemuka.
“Sesekali Anda berpikir ‘Tentunya harus ada kenikmatan pada pekerjaan ini? Jadi jikalau saya tiada dapat menikmati momen tersebut, maka semuanya hanya sekali membuang-buang waktu,” ujar Southgate yang dimaksud biasanya tiada simpel terpancing, pada waktu melegakan diri untuk menari bersatu para pemainnya.
Kemenangan ini mengakibatkan Inggris ke semifinal ketiga dia pada empat turnamen. Mereka akan menghadapi Turki atau Belanda.
“Saya mencintai para pemain, saya senang berada di momen itu bersatu mereka,” kata Southgate.
“Saya mengambil pekerjaan ini untuk mencoba memperbaiki sepak bola Inggris. Saya ingin kami mendapatkan kembali kredibilitas ke panggung dunia. Jadi saya tidak ada dapat menyangkal bahwa sewaktu itu bersifat pribadi seperti yang digunakan muncul pada beberapa minggu terakhir pada tingkat manusia, itu cukup sulit.”
“Tapi kami sedang berjuang. Kami tidaklah akan berhenti berjuang. Dan seperti yang dimaksud saya katakan, kami berada pada semifinal lainnya lalu kita lihat hanya nanti.”
Cole Palmer, Jude Bellingham, Saka, Ivan Toney, juga Trent Alexander-Arnold mencetak gol dari titik penalti untuk meraih kemenangan. Sedangkan Manuel Akanji gagal menyumbang gol bagi Swiss.
“Kami menyaksikan pertandingan (Spanyol-Jerman) tadi waktu malam lalu saya berbicara untuk merek tentang hal itu, hanya saja tentang bermain dengan baik. Spanyol mencampuradukkan permainan mereka. Mereka menerima tujuh kartu kuning. Mereka menemukan cara untuk menang,” kata Southgate.
“Para pemain ini menunjukkan semua atribut lainnya, menghadapi semua hal yang digunakan ada pada sekitar kami. Dua kali bangkit dari ketertinggalan di pertandingan, sekarang adu penalti ke mana ketenangan dia sempurna. Jadi saya sangat, sangat bangga dengan mereka.”
“Kami telah dilakukan menjalani empat (adu penalti), kami sudah memenangi tiga. Kami benar-benar disalibkan untuk satu kekalahan kami.”
Southgate sangat senang bagi Saka yang dimaksud dianggapnya telah dilakukan melakukan penebusan pasca bermetamorfosis menjadi sasaran pelecehan rasial pasca gagal mengeksekusi penalti yang mana menentukan di kekalahan dia pada final Euro 2020 dari Italia.
“Saya memberinya pelukan besar di lapangan,” kata sang manajer. “Dia adalah anak yang tersebut istimewa. Dia adalah orang yang mana menyenangkan untuk diajak bekerja sama. Keluarga yang dimaksud luar biasa. Dan, tentu saja, Anda senang untuk semua orang, tetapi khususnya untuknya pada waktu golnya masuk.”
REUTERS
Artikel ini disadur dari Timnas Inggris Tekuk Swiss dan Lolos ke Semifinal Euro 2024, Gareth Southgate pun Menari dengan Para Pemain