Deflasi ini menunjukkan bahwa komoditas-komoditas kita secara umum lebih banyak berbagai mengalami penurunan harga. Deflasi ini masih sangat sangat dari deflasi nasional yang mana sebesar 0,08 persen
Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatatkan deflasi sebesar 0,37 persen (month-to-month/mtm) pada Juni 2024 yang salah satunya dipengaruhi oleh turunnya beberapa tarif komoditas seperti daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, lalu tomat.
“Deflasi ini menunjukkan bahwa komoditas-komoditas kita secara umum lebih banyak sejumlah mengalami penurunan harga. Deflasi ini masih sangat sangat jauh dari deflasi nasional yang mana sebesar 0,08 persen,” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli pada konferensi pers ke Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Zulkipli menuturkan, turunnya harga jual komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, kemudian tomat didorong oleh peringatan keras Idul Adha yang digunakan menurunkan minat komunitas untuk mengonsumsi hasil peternakan selain hewan kurban.
Ia mengatakan, dengan terjadinya deflasi pada Juni maka pemuaian tahun kalender Juni 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,81 persen (year-to-date/ytd) kemudian pemuaian tahun ke tahun (yoy) Juni 2024 terhadap Juni 2024 sebesar 2,21 persen.
Dari dari 11 kabupaten/kota seluruhnya mengalami deflasi dengan terdalam terbentuk ke Kota Bojonegoro yaitu 0,65 persen (mtm) sedangkan deflasi terendah muncul dalam Jember, Banyuwangi, juga Daerah Perkotaan Probolinggo yang digunakan setiap sebesar 0,24 persen (mtm).
Untuk area lain yaitu Wilayah Gresik mengalami deflasi 0,36 persen (mtm), Pusat Kota Surabaya deflasi 0,37 persen (mtm), Perkotaan Madiun deflasi 0,48 persen (mtm), kemudian Daerah Perkotaan Kediri deflasi 0,33 persen (mtm).
Kemudian Kota Tulungagung deflasi 0,6 persen, Perkotaan Malang deflasi 0,36 persen (mtm), juga Sumenep deflasi 0,27 persen (mtm).
Sementara itu, untuk kenaikan harga tahun kalender Jawa Timur yang sebesar 0,81 persen (ytd) dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti tarif emas perhiasan yang naik 19,66 persen akibat konflik geopolitik, panen raya beras, El Nino, kenaikan cukai rokok, serta penyesuaian nilai tukar BBM pada awal tahun.
“Dengan naiknya harga tahun kalender kita yang semata-mata 0,81 persen tentu nantinya kita lihat pada semester kedua biasanya naiknya harga kita terdorong tambahan tinggi,” kata Zulkipli.
Artikel ini disadur dari BPS Jatim catat deflasi 0,37 persen pada Juni 2024