Ibukota – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memproyeksikan ada tambahan kapal bantu hidro-oseanografi setiap tahun dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran atau apabila tiada memungkinkan TNI AL berencana menambah sensor untuk dipasang pada kapal-kapal lama.
Terlepas dari itu, TNI AL ketika ini mengantisipasi dua tambahan kapal bantu hidro-oseanografi buatan Inggris serta Jerman yang dimaksud bekerja serupa dengan galangan kapal pada negeri.
“Mungkin nanti tiap tahun akan kami tingkatkan tergantung dengan anggaran, apabila berhasil maka akan kami tambah atau kami akan mengadakan sensor-sensor portable dibawa oleh kapal-kapal lama, tetapi sensornya sudah ada lebih banyak forward juga modern. Harapannya begitu,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA ketika jumpa pers di dalam Jakarta, Selasa.
TNI AL pada tahun ini menyusun dua dokumen strategis, yaitu rencana strategis (Renstra) TNI AL 2025–2029 lalu postur pembangunan kekuatan TNI AL 2025–2044. Pengadaan kapal-kapal bantu hidro-oseanografi dan juga sensor itu masuk pada bagian rencana perkembangan kekuatan TNI AL jangka menengah dan juga jangka panjang yang dimaksud disusun di Renstra TNI AL 2025–2029 juga postur pengerjaan kekuatan TNI AL 2025–2044.
Terkait itu, kata Ali, di waktu beberapa tahun ke depan, Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) juga dijadwalkan menerima dua kapal bantu hidro-oseanografi, yang tersebut salah satunya direncanakan dibangun dalam Batam, Kepulauan Riau.
“Dalam waktu dekat ada pengerjaan kapal hidrografi nanti sebagian besar dibangun di dalam di negeri platformnya, tetapi peralatannya kemungkinan besar kita datangkan dari luar negeri, peralatan sensor yang cukup modern lalu sophisticated itu memang sebenarnya kita masih impor dari luar, tetapi untuk badan kapalnya, bangunan kapalnya itu mampu kita bangun sendiri, tetapi tentu sekadar bekerja serupa dengan galangan luar negeri. Jadi, galangan di negeri bekerja mirip dengan luar negeri,” kata Ali.
Dalam kesempatan terpisah dalam area yang tersebut sama, Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Budi Purwanto mengumumkan kapal-kapal baru untuk Pushidrosal ditargetkan rampung pada akhir 2025 atau awal 2026.
“Akhir 2025, atau awal 2026, nggak jauh. Hal ini lantaran sudah ada progressnya cukup mengalami perkembangan pesat di dalam Batam,” kata Budi.
Dia mengungkap kapal baru Pushidrosal yang mana dibangun platformnya ke Batam itu berubah menjadi salah satu kapal Pushidrosal yang tersebut dilengkapi teknologi canggih.
“Ini konsep pembangunannya nanti, platform-nya atau bangunan kapalnya dibangun di (galangan) Palindo, Batam. Itu panjangnya 105 meter. Nanti, pengisian peralatannya di Jerman. Itu jadi kapal canggih kita,” kata dia.
Jika nanti kapal itu sudah diterima serta operasional, menurut dia, Pushidrosal berencana menggunakan kapal itu untuk ekspedisi eksplorasi bawah laut Jala Citra IV, yang mana vakum dilakukan pada tahun ini.
Pushidrosal pada dua tahun berturut-turut menyelenggarakan ekspedisi eksplorasi laut dalam, yaitu Jala Citra III pada 2023 ke perairan Flores serta Jala Citra II pada 2022 pada perairan Banda.
Artikel ini disadur dari KSAL proyeksikan tambahan kapal hidro-oseanografi atau sensor